Studi Sosial-Politik: Negara-Pemerintahan-Demokrasi-Pemilu-Partai Politik-Konflik-Elit-dan Kebijakan Publik

MODEL PENYUARAAN

Oleh : Parlindungan Sihombing
 
MODEL PENYUARAAN -- Setelahsebelumnya kita membahas ‘besaran daerah pemilihan,’ ‘peserta pemilu’ dan ‘pola pencalonan,’ berikut kita bahas unsur mutlak ketiga dari sistem pemilu, yakni ‘model penyuaraan.’

Dalam pembahasan sistem pemilu, berbicara mengenai model penyuaraan sesungguhnya kita sedang berbicara mengenai tiga hal, yakni : (a) kepada SIAPA suara diberikan; (b) kepada BERAPA PIHAK suara diberikan; dan (c) BAGAIMANA pemilih memberikan suaranya.


Yang pertama, kepada siapa suara diberikan. Di sini ada dua pilihan yang bersifat opsional yakni pemilih memberikan suaranya antara kepada partai politik atau kepada calon. Sekali lagi ini bersifat opsional. Artinya hanya ada satu pilihan (tidak bisa kedua-duanya).

Yang kedua,  kepada berapa pihak suara diberikan. Di sini terdapat tiga kemungkinan, yakni suara pemilih diberikan kepada satu pihak, dua pihak, atau kepada banyak pihak.

Dikatakan memberikan suara kepada satu pihak apabila pemilih memberikan suaranya kepada salah satu parpol atau salah satu calon (yakni memberikan suara secara kategorik antara “ini” atau “itu”);

Dikatakan memberikan suara kepada dua pihak apabila pemilih memberikan suaranya kepada lebih satu calon, atau lebih satu parpol, atau satu suara kepada calon dan satu suara kepada parpol (keduanya tanpa preferensi atau bersifat setingkat = dividual). Memberikan suara kepada dua pihak secara dividual atau setingkat adalah merupakan cara yang diterapkan dalam sistem pemilu campuran seperti Mix Member Proportional (MMP).

Adapun memberikan suara kepada banyak pihak adalah pemilih memberikan suaranya kepada banyak calon namun dengan urutan preferensi tertentu. Di sini suara pemilih diberikan secara ordinal (dengan merangking pilihan calon), dimulai dari nomor 1 sebagai preferensi pertama berturut-turut sampai nomor terakhir sebagai preferensi terendah). Pemberian suara secara ordinal ini digunakan dalam sistem pemilu preferensial atau alternative vote seperti yang diterapkan di Australia dan Irlandia Utara.

Yang terakhir, ketiga, soal bagaimana pemilih memberikan suaranya. Umumnya (kecuali dalam pemilu dengan system elektronik atau e-voting) pemilih memberikan suaranya dengan salah satu dari dua cara berikut: (1) memberikan suara dengan mencoblos (to punch), atau (2) memberikan suara dengan cara menandai dengan tanda baca tertentu (seperti mencontreng atau memberi tanda silang dan sebagainya).

 ****
0 Komentar untuk "MODEL PENYUARAAN"

Back To Top